Islam - Berkata Rasulullah Saw :
"akan datang suatu masa (zaman), dimana manusia tidak lagi peduli darimana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha (pekerjaan) yang halal atau yang haram" (HR. Bukhari dan Abu Hurairah).
Keluarga saya selalu berpesan hati-hatilah dengan harta atau rezeki yang
dimakan dan diberikan kepada seluruh anggota keluarga istri dan
anak-anak. Sekali makanan yang haram itu masuk ke dalam aliran darah akan
sangat sulit untuk dibersihkan.
Jauhilah apa yang meragukan dalam hatimu, karena hati mukmin itu seperti
saksi, bimbang jika subhat (samar-samar), akan lari dari haram dan tenang jika halal.
Banyak orang yang punya impian memiliki banyak rezeki, karena pikirnya banyak rezeki itu pasti bahagia. Tapi jangan salah, banyak orang yang banyak rezekinya malah tambah susah. Makin banyak rezeki berupa harta makin pusing cara menjaganya, makin tak terkontrol belanjanya dalam artian bisa beli apa saja, termasuk narkoba dan makanan sampah.
Lalu mengapa masih banyak orang yang ingin banyak rezeki? Karena manusia hanya berpikir apa yang tampak di permukaan tanpa memperhatikan sebab-akibatnya. Keliatan kalau banyak uang itu enak, bisa beli apa saja, takkan pernah kelaparan dan bisa sedekah dalam jumlah besar. Padahal bagi mereka yang kaya, banyak juga masalah besar yang harus mereka hadapi.
Allah SWT tidak melarang kita untuk mencari nafkah. Bahkan hal itu
diwajibkan bagi setiap orang yang sudah berkeluarga terutama kaum
laki-laki. Namun yang menjadikannya dilarang adalah apabila dilakukan
dengan jalan yang haram. Sesuatu yang haram akan menghasilkan hal yang
haram pula, sebaliknya sesuatu yang halal akan menghasilkan hal yang halal pula, namun sedikit manusia mengambil pelajarannya terutama kaum muslimin kebanyakan masih tetap ia melakukannya.
Allah Swt berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا
أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ
تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَ
ا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu: sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An Nisa : 29)
Rasulullah Saw berkata,
ا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci dan tidak diterima sedekah dari hasil penggelapan harta ghanimah.” (HR. Muslim)
Keluarga mu - Salah satu diantara musibah besar yang menimpa sebagian keluarga muslim
adalah penghasilan sang suami sebagai penanggung jawab nafkah dari
sumber yang haram. Meskipun bisa jadi mereka terlihat tidur nyenyak, di
rumah megah nan sejuk ber-ac, dengan mobil mewah anti debu dan polusi,
namun sejatinya hati mereka tidak akan bisa tenang. Sehebat apapun
fasilitas yang mereka miliki, mereka tidak akan bisa menggapai
ketenangan, layaknya orang yang berpenghasilan murni halal.
Allah Swt berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
“
Siapa yang berpaling dari peringatan yang Aku turunkan, dia akan mendapatkan kehidupan yang sempit” (QS. Thaha : 124).
Dari Ka’ab bin Ujrah Ra., Nabi Saw berkata,
لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“
Tidak ada daging yang tumbuh dari as-suht, kecuali neraka lebih layak baginya.” (HR. Tarmidzi, dan dishahihkan al-Albani).
Dimanakah Anda wahai para kepala keluarga (para suami)! Halalkah pekerjaan Anda wahai
para penanggung jawab nafkah! Jika Anda sangat mengkhawatirkan
kesehatan mereka, sudahkah Anda mencemaskan keselamatan daging-daging
mereka? Pernahkah Anda mengkhawatirkan anak dan istri Anda ketika mereka
makan bara api neraka? Berusahalah mencari yang halal, dan jangan
korbankan diri Anda dan tubuh anak-istri Anda! Apa yang Anda suapkan kepada anggota keluarga Anda, maka hukum Allah berlaku dari firman-Nya tersebut diatas, dan kelak Anda mengetahui penyesalan kesudahannya itu.
Makanan akan bercampur dengan tubuh dan tumbuh menjadi jaringan dan sel
penyusunnya. Jika makanan itu jelek maka badan menjadi jelek, sehingga
layak untuknya neraka. Karena itulah, Nabi Saw mengingatkan,
‘Setiap jasad yang tumbuh dari harta haram, maka neraka layak untuknya.‘ Sementara surga adalah kebaikan, yang tidak akan dimasuki kecuali tubuh yang baik. (
Ma’mu’ al-Fatawa, 21 : 541).
Menyadari keselamatan nafkah keluarga ada di tangan suami, selayaknya
setiap wanita berusaha memotivasi suaminya untuk mencari rezeki yang
halal. Tunjukkan sikap qanaah (merasa cukup dengan apa yang halal; bersyukur!) dan
bukan menjadi tipe penuntut.
Bisakah Anda memahami, salah satu
faktor suami Anda rela untuk bergulat dengan kerasnya hidup adalah dalam
rangka membahagiakan Anda dan keluarga. Bila perlu, dia akan berikan
seisi dunia ini kepada Anda, agar Anda bisa merasa bahagia bersamanya.
Tak heran, sebagian lelaki pecundang, yang merasa tertuntut untuk
membahagiakan keluarga, harus tega-tegaan merenggut harta haram, demi
mendapatkan target kebahagiaan yang diharapkan. Dari pada pulang dengan
disambut wajah cemberut sang istri, lebih pulang dengan harta haram.
Atau sebaliknya, sang suami atau Anda sebagai istrinya sama-sama memiliki penyakit hati (kufur dunia) memandang dunia sebagai sebaik-baiknya perhiasan, dan merasa malu akan rendahnya status sosial di tengah masyarakat sekitar Anda, diantara para kerabat dan keluarga Anda sendiri sehingga membuat kalian rela berbuat sesukanya mencari rezeki apakah itu yang halal atau yang haram, serta Anda berdua-pun demikian tidak takut menyuapin anak-anak keturunan Anda sendiri dengan barang-barang kotor sehingga anak-anak Anda yang seharusnya tetap menjadi lembaran (kertas) putih, maka Anda berdua lumurin dengan hal-hal yang dapat menjadi kotor, cukuplah Anda sendiri yang kotor, dan bertanyalah ke dalam lubuk hati mu
"dimanakah tempatku nantinya di akhirat; akan Allah tempatkan, dimanakah tempat keluargaku semuanya di akhirat nanti!!!" - Ingatkah Anda perkara besar itu?
Allah Swt berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik/bahagia (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami
berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan". (QS. An-Nahl : 97)
Sekarang tinggal Anda yang memilih; kelak Anda akan mengetahuinya dan terbelalak mata Anda, dan tiada berkesudahan di negeri akhirat itu (hanya dunia ini sifatnya sementara, 1x hidup kita).
Jangan menafkahi anak dan istri; keluarga Anda dengan barang haram atau barang yang didapat dengan cara-cara yang haram.
Semoga bermanfaat,
by
Muka2 bloG Editorial
Bahayanya yah
BalasHapusPaket Umroh Murah
Paket Umroh September
Paket Umroh Oktober
Paket Umroh November
Paket Umroh Desember
Paket Umroh Januari
Paket Umroh Februari
Paket Umroh Maret
Paket Umroh April
Paket Umroh Ramadhan
paket umroh murah
BalasHapusumroh plus turki
umroh plus dubai
umroh plus cairo mesir
umroh plus aqso