Rasulullah Saw berkata ‘Jika engkau tidak malu, perbuatlah sesukamu’ (HR. Bukhari) artinya apabila engkau tidak
lagi memiliki rasa malu, maka perbuatlah sesukamu, karena Allah pasti
akan membalas perbuatanmu tersebut dengan yang setimpal.اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya: “Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS Fushilat : 40)
Juga firman-Nya:
فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ
Artinya: “Maka sembahlah selain Dia sesukamu!” (QS Az-Zumar: 15).
Barangsiapa yang tidak lagi memiliki rasa
malu, ia akan berbuat sesukanya, sebab yang menghalanginya untuk berbuat
keburukan adalah rasa malu, barangsiapa yang tidak lagi memiliki rasa
malu, pasti akan terjerumus dalam setiap amalan keji dan mungkar.
Apabila yang ingin anda lakukan adalah perbuatan yang tidak
membuat malu dari Allah, atau dari manusia (bukan maksiat), maka
lakukanlah sekehendakmu.
Nabi Saw telah menjadikan rasa malu sebagai
bagian dari keimanan, sebagaimana dalam Shahihain dari Ibnu Umar
radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam melewati
seseorang sedang mencela saudaranya yang pemalu, seraya berkata padanya “Sungguh engkau betul-betul pemalu, “Rasa malumu
telah merugikan dirimu”. Lantas Rasulullah Saw pun menimpalinya “Biarkan
saja dia, sesungguhnya rasa malu itu bagian dari keimanan”. Juga dalam Shahihain dari sahabat ‘Imran bin Husahin, dari Nabi Saw berkata :
الحياء لا يأتي إلا بخير -وفي رواية لمسلم-: الحياء خير كله
Artinya: “Rasa malu itu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan”, dan dalam riwayat Muslim: “Rasa malu itu semuanya baik” .
Saudara-saudara ku .. Ketahuilah, bahwasanya rasa malu itu ada dua macam. Pertama, rasa malu yang bersumber dari tabiat (watak) dan fitrah manusia sejak lahir, tanpa ada usaha untuk menumbuhkannya dalam diri. Ini merupakan diantara akhlak paling mulia yang dikaruniakan Allah kepada seorang hamba. Kedua, rasa malu yang didapatkan lewat usaha dan latihan, yang merupakan pengaruh positif dari mengenal Allah (ma'rifatul ilahiyah), keagungan-Nya, serta dari mengenal kedekatan-Nya dari makhluk-Nya. Ini merupakan salah satu bagian derajat keimanan yang paling tinggi, bahkan ia juga merupakan salah satu bagian tertinggi dari derajat ihsan (ikhlas dan sabar). Rasa malu dari Allah ta’ala ini, kadang bersumber dari pengetahuan akan banyaknya nikmat dan karunia-Nya, dan dari adanya perasaan lalai dan kurang dalam mensyukuri nikmat tersebut. Apabila kedua sifat malu yang bersumber dari usaha dan sifat tabiat ini hilang dari seorang hamba, maka tidak ada sesuatupun yang bisa menghalanginya dari melakukan perbuatan buruk, sehingga seakan-akan ia tidak lagi memiliki keimanan, dan memandang keburukan itu amatlah baik bagi dirinya. Masya' Allah!!! (Dikutip dari http://belajarislam.com)
Semoga bermanfaat,.
by Muka2 bloG Editorial
الحياء لا يأتي إلا بخير -وفي رواية لمسلم-: الحياء خير كله
Artinya: “Rasa malu itu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan”, dan dalam riwayat Muslim: “Rasa malu itu semuanya baik” .
Saudara-saudara ku .. Ketahuilah, bahwasanya rasa malu itu ada dua macam. Pertama, rasa malu yang bersumber dari tabiat (watak) dan fitrah manusia sejak lahir, tanpa ada usaha untuk menumbuhkannya dalam diri. Ini merupakan diantara akhlak paling mulia yang dikaruniakan Allah kepada seorang hamba. Kedua, rasa malu yang didapatkan lewat usaha dan latihan, yang merupakan pengaruh positif dari mengenal Allah (ma'rifatul ilahiyah), keagungan-Nya, serta dari mengenal kedekatan-Nya dari makhluk-Nya. Ini merupakan salah satu bagian derajat keimanan yang paling tinggi, bahkan ia juga merupakan salah satu bagian tertinggi dari derajat ihsan (ikhlas dan sabar). Rasa malu dari Allah ta’ala ini, kadang bersumber dari pengetahuan akan banyaknya nikmat dan karunia-Nya, dan dari adanya perasaan lalai dan kurang dalam mensyukuri nikmat tersebut. Apabila kedua sifat malu yang bersumber dari usaha dan sifat tabiat ini hilang dari seorang hamba, maka tidak ada sesuatupun yang bisa menghalanginya dari melakukan perbuatan buruk, sehingga seakan-akan ia tidak lagi memiliki keimanan, dan memandang keburukan itu amatlah baik bagi dirinya. Masya' Allah!!! (Dikutip dari http://belajarislam.com)
Semoga bermanfaat,.
by Muka2 bloG Editorial



0 Dikomentari:
Posting Komentar
# Terima kasih atas kunjungannya ke Pojok Jurnalis, silakan berkomentar dengan sopan, dan semoga bermanfaat untuk Anda selalu